Biografi AT Mahmud
Masagus Abdullah Mahmud atau lebih dikenal dengan nama A.T. Mahmud ( Abdullah Totong Mahmud ) adalah seorang pencipta lagu yang handal. Beliau menciptakan lagu anak-anak cukup banyak dan lagu-lagunya banyak yang terkenal, sering dinyanyikan oleh anak-anak jaman dulu dan jaman sekarang, terutama anak sekolah. Data pribadinya sebagai berikut :
N a m a : Masagus Abdullah Mahmoed
Tempat/Tgl. Lahir : Palembang ( Sumatera Selatan ), 3 Februari 1930.
Meninggal dunia : 6 Juli 2010, di Jakarta
Pendidikan : Hollandsch-Inlandsche School / SD (1944), SMU Bagian Pertama / SMP (1950), Sekolah Guru bagian A / SGA (1953), Bahasa Inggris FKIP (1959), Sarjana Muda / Diploma (1964)
Karier / Pekerjaan : Guru dan komponis
Selain itu beliau pernah bekerja di sebuah bank dan juga tergabung dalam acara televisi untuk acara lagu anak-anak “ Ayo Menyanyi”.
Klik gambarnya untuk memperbesar.
Buah Karya lagu.
• Jangkrik
• Gelatikku
• Layang-Layangku
• Ade Irma Suryani
• Kereta Apiku
• Jakarta Berulang Tahun
• Pemandangan
• Timang Adik Timang
• Pulang Memancing
• Hadiah untuk Adik
• Tidurlah Sayang
• Mendaki Gunung
• Sekuntum Mawar
• Tepuk Tangan
• Kincir Air
• Dua Ekor Anak Kucing
• Bulan Sabit
• Lagu Tor-Tor
• Tupai
• Burung Nuri
• Di Pantai
• Senam
• Bintang Kejora
• Aku Anak Indonesia
• Anak Gembala
• Kunang-Kunang
• Naik Kelas
• Awan Putih
Catatan : masih banyak lagu lainnya yang tidak dicantumkan di sini.
Penghargaan :
Menerima Piagam Hadiah Seni atas Keputusan Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI - 11 Oktober 1999.
Anugerah Pendidikan Seni oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta - 27 Juni 2003 (Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta ke-39).
Menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Megawati Soekarnoputri - 14 Agustus 2003.
Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2018 kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris (Penghargaan Khusus) oleh Komisi Penyiaran Indonesia - 30 Juli 2018.
Keluarga dan lainnya :
AT Mahmud dilahirkan dari pasangan Masagus Mahmoed ( ayah ) dan Masayu Aisyah ( ibu ). Beliau anak kelima dari sepuluh bersaudara. Semasa kecil beliau diberi nama Abdullah dan nama panggilannya “Dola”. Nama lengkapnya ketika beliau sekolah ( sekolah Jepang ) adalah Masagus Abdullah Mahmoed. Namun nama ketika beliau sekolah SLTP (dulu bukan SLTP namanya - ini supaya mudah dimengerti saja) adalah Totong Machmoed. Pada akhirnya nama beliau dikenal dengan Abdullah Totong Mahmud ( AT Mahmud ). Nama Totong ini sebetulnya nama panggilan di sekolah, diantara teman-teman dan di lingkungan rumahnya.
Beliau mulai tertarik terhadap musik ketika duduk di bangku HIS. Guru memperkenalkan urutan nada do rendah sampai do tinggi dengan kata-kata do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an. Kemudian, urutan nada dinyanyikan kebalikannya, dari nada tinggi turun ke nada rendah masih dengan kata-kata kocak e-nak-ni-an-do-dol-ga-rut. Setelah murid menguasai tinggi urutan nada dengan baik, naik dan turun, melalui latihan dengan kata-kata, guru mengganti kata-kata dengan notasi.
Pada tahun 1942, ketika Pemerintah Hindia Belanda menyerah pada bala tentara Jepang. Saat itu beliau duduk di kelas V HIS. Dalam keadaan peralihan kekuasaan pemerintahan itu, ia pindah ke Muaraenim. Di sana, ia dimasukkan ke sekolah bekas HIS, yang berganti nama menjadi Kanzen Syogakko. Di sinilah ia mulai bermain sandiwara dan mengenal musik.
Di kota ini pula beliau berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal di kota Muaraenim. Ishak kemudian mengajarkan bermain gitar. Selain itu, Ishak yang pandai mengarang lagu turut membimbingnya mengarang lagu. Melihat kemampuan beliau yang terus meningkat, Ishak pun mengajaknya bergabung dengan Orkes Ming umtuk memainkan alat musik, kadang-kadang ukulele serta bas.
Masa revolusi 1945-1949 membuatnya tidak dapat bersekolah dengan baik. Beliau masuk kancah perjuangan dengan menjadi anggota Tentara Pelajar. Selama masa itu, kehidupannya berubah. Ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain, bahkan keluar masuk hutan. Setelah Belanda mengakui kedaulatan R.I, beliau pun keluar dari kesatuan Tentara Pelajar.
Kemudian melanjutkan sekolah dan dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Umum bagian Pertama (SLTP) setelah mengikuti ujian akhir pada tanggal 11-16 Agustus 1950. Ketiadaan biaya membuatnya tidak dapat segera melanjutkan pendidikan. Pamannya, Masagus Alwi mengajaknya bekerja di salah satu bank milik Belanda yang masih beroperasi. Ajakan tersebut diterima.
Keinginannya untuk melanjutkan sekolah sangat besar, kemudian beliau keluar dari bank dan masuk Sekolah Guru bagian A (SGA) yang memberi tunjangan belajar bagi siswanya selama tiga tahun, dengan syarat setelah tamat bersedia ditempatkan di mana saja sebagai guru. Selama tiga tahun (1951-1953) ia belajar di SGA. Selama pendidikan di SGA, ia pernah mengarang nyanyian untuk ibu. Kata-katanya bila disimpulkan, berbunyi: betapa dalam laut, betapa tinggi gunung, tidak dapat melebihi dalam dan tingginya kasih Ibu. Sayang, teks nyanyian ini tidak dimilikinya lagi, hilang.
Setelah lulus SGA, ia ditempatkan di Tanjungpinang, Riau, menjadi guru SGB di kota itu. Di kota itulah beliau berkenalan dengan Mulyani Sumarman, guru Bahasa Inggris SMP Negeri. Hubungan pun makin lama makin erat. Menjelang tahun ketiga berada di Tanjungpinang, ia merasa sudah waktunya pindah. Ia ingin ke Jakarta. Ia ingin melanjutkan pendidikan di B.I. Jurusan Bahasa Inggris dan membangun rumah tangga dengan Mulyani. Ia mengajukan permohonan pindah, dan dikabulkan. Mulyani akan menyusul.
Pada tahun 1956, ia pindah ke Jakarta diangkat menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru. Kemudian, mendaftarkan diri pada B.I. Jurusan Bahasa Inggris. Beliau menikah dengan Mulyani Sumarman di Surabaya pada tanggal 2 Februari 1958. Kemudian Mulyani diboyong ke Jakarta setelah mengajukan permohonan pindah mengajar. Dari pernikahannya dia mempunyai tiga orang anak, yaitu Ruri Mahmud, Rika Vitrina dan Revina Ayu.
Setelah menyelesaikan B.I. Jurusan Bahasa Inggris tahun 1959, Mahmud dipindahkan mengajar pada SGA Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan. SGA mendididik calon guru Sekolah Dasar. Di sini ia berkenalan dengan Bu Fat dan Bu Meinar, guru Seni Suara.
Awal tahun 1962, dengan biaya Colombo Plan, ia ditugaskan kuliah di University of Sydney, Australia, guna memperoleh sertifikat mata kuliah The Teaching Of English As A Foreign Language selama satu tahun. Januari 1963 ia mendaftarkan diri pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jakarta untuk melanjutkan pendidikan sampai sarjana. Pada tahun yang sama ia dipindahtugaskan ke Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jalan Halimun, Jakarta Selatan.
Di SGTK seolah ia menemukan lahan subur untuk mengembangkan bakat musiknya, khususnya mencipta lagu anak-anak. Ia pun meninggalkan kuliah bahasa Inggris, keluar dari FKIP, dan menekuni musik. Disinilah beliau memulai kiprahnya sebagai pencipta lagu anak-anak yang kemudian menjadi terkenal sebagai salah seorang legend pencipta lagu anak-anak.
Biografi pencipta lagu anak-anak yang lain :
Semoga bermanfaat.